ARTIKEL TERBARU

Minggu, 19 Juni 2011

Awas, Kurang Tidur Bahayakan Pernikahan

Jakarta: Ingin menjaga hubungan harmonis dengan pasangan? Pastikan Anda mendapat cukup tidur di malam hari. Pertengkaran dengan pasangan bisa membuat orang sulit memejamkan mata. Sebaliknya, kurang tidur juga dapat mengguncang hubungan pernikahan.

Sebuah studi terbaru yang dipresentasikan pada konferensi SLEEP 2011 di Minneapolis, menemukan bahwa istri yang mengalami kesulitan tidur lebih mungkin melaporkan interaksi negatif dengan pasangan pada keesokan harinya. Bukan itu saja, para suami juga terpengaruh dan menilai interaksi dengan pasangan menjadi kurang positif setelahnya

''Saya pikir hal itu tidak terlalu mengejutkan. Saya pikir kita telah mengalaminya sendiri,'' ujar Lauren Hale, Ph. D., seorang pakar tidur dan profesor pengobatan pencegahan di Stony Brook School of Medicine, New York, seperti dikutip situs webmd.com.

Hale meninjau studi tersebut meski tidak terlibat dalam penelitian. ''Kebanyakan dari kita menyadari kebalikannya. Jika benar-benar kurang istirahat, Anda bisa sangat jahat kepada orang-orang.''

Yang menarik, pada hari ketika para suami melaporkan interaksi yang lebih positif dengan istrinya, mereka mengalami kurang tidur. ''Durasi tidur lebih pendek belum tentu berarti kualitas tidur yang buruk. Pasangan dengan interaksi yang lebih positif sepanjang hari mungkin terlihat dalam kegiatan lain di tempat tidur pada malam hari,'' tukas peneliti studi, Wendy Troxel, Ph.D., asisten profesor psikiatri di University of Pittsburgh School of Medicine.

Untuk studi ini, para peneliti merekrut 35 pasangan menikah dan meminta mereka memakai sensor yang memonitor pergerakan selama 10 malam. Rata-rata usia peserta studi adalah 32 tahun. Pada siang hari, pasangan diminta untuk menulis buku harian yang merinci bagaimana mereka bergaul.

Poin-poin yang dinilai seperti seberapa kuat mereka merasakan hal-hal positif, seperti merasa dekat dengan pasangannya dan dihargai, dan apakah mereka berbicara tentang perasaan mereka dengan pasangannya. Di sisi negatif, mereka ditanyai seberapa banyak merasa dikritik, ditolak, diabaikan, atau apakah mereka terlibat pertengkaran.

Ketika kaum perempuan mengalami kesulitan tidur di malam hari, mereka lebih mungkin untuk melaporkan interaksi negatif dan lebih sedikit interaksi positif dengan pasangannya pada keesokan hari. Para suami juga melaporkan lebih sedikit interaksi positif saat pasangan sulit terlelap.

Anehnya, jika suami mengalami kesulitan tidur, hal itu tampaknya tidak memengaruhi interaksi pasangan. ''Perempuan cenderung lebih sensitif terhadap pasang-surut hubungan dan mereka cenderung lebih komunikatif ketika merasa stres. Jadi, fakta bahwa masalah tidur perempuan memengaruhi baik diri mereka sendiri mau pun pasangannya pada keesokan hari, mungkin mengatakan sesuatu tentang ekspresi perempuan. Sedangkan lelaki cenderung menekan atau menahan emosi negatifnya,'' jelas Troxel.

0 komentar:

Posting Komentar