ARTIKEL TERBARU

Selasa, 17 Mei 2011

Surabaya Under Cover - Karaoke (3-Habis)

Ada Yang 'All In' dan 'Main' di Toilet

Tak banyak berbeda dengan kondisi pada purel rumah karaoke kelas menengah, teknis hiburan malam pada rumah karaoke kelas atas relatif sama, yakni kita memilih wanita pendamping yang diinginkan, dan kemudian berkaraoke ria bersama para purel cantik.

Yang terlihat mencolok perbedaanya antara purel kelas menengah dan atas adalah wajah dan kesintalan bodynya. Hampir dipastikan, pada karaoke dewasa kelas atas, tidak ada purel yang berwajah standar, rata-rata berwajah cantik, dan terkesan elegan, bahkan beberapa diantaranya berasal dari kalangan mahasiswi dan etnis Tiong Hoa.

Jika kita memasuki rumah karaoke dewasa kelas atas, sudah dipastikan, kita akan dibingungkan ketika memilih wanita pendamping, pasalnya semua wanita pendamping di rumah karaoke dewasa kelas atas tersebut cantik dan bersih.

Perbedaan kedua adalah tarif jasa pendampingan yang dipatok terpaut jauh dengan purel kelas menengah. Untuk satu kali jasa pendampingan, dengan durasi waktu antara dua hingga delapan jam, purel tersebut dipatok dengan tarif antara Rp 400 ribu hingga Rp 600 ribu.

Perbedaan harga tersebut, berujung pada perbedaan pelayanan dari sang purel. Biasanya harga tersebut, termasuk pelayanan seks kilat di dalam ruangan karaoke.

Beritajatim.com berhasil berkenalan dengan salah seorang purel dari rumah karaoke yang berada di salah satu pusat perbelanjaan di tengah kota Surabaya.

Kepada beritajatim.com, perempuan berusia sekitar 23 tahun yang mengaku bernama Rina tersebut merupakan salah satu purel rumah karaoke dewasa kelas atas. Hal ini terbukti dari tempat kos Rina yang bertarif Rp 2 juta perbulan di kawasan Wonorejo Surabaya.

Kepada beritajatim.com, perempuan muda berhidung mancung serta berkulit bersih tersebut mengatakan bahwa dirinya telah menjadi purel semenjak dua tahun silam, melalui perkenalan dengan temannya.

Rina menuturkan, bahwa pendapatan dari seorang purel rumah karaoke kelas atas tersebut memang lumayan, namun itu tidak seberapa dibandingkan dengan tips yang ia terima dari para tamu. "Kalau hasilnya lumayan, tapi yang gede itu tipsnya mas," ujar perempuan dengan potongan rambut lurus tersebut.

Rina mengatakan, bahwa tarif booking di tempat kerjanya adalah Rp 200 ribu perjam dengan batas minimal waktu booking 4 jam. Harga tinggi yang dipatok tersebut, mengharuskan Rina memberikan pelayanan total kepada tamu.
"Kalau kerja harus total mas, supaya tamu senang dan booking kita lagi. Sukur-sukur kalau ada tipsnya," imbuhnya.

Full service yang dimaksud Rina adalah pelayanan seutuhnya yang dibutuhkan tamu untuk memuaskan hasrat akan suasan erotis, termasuk permintaan seks.

Rina membocorkan, bahwa ditempatnya bekerja, kamar mandi yang menyatu dengan ruangan karaoke tersebut didisain sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagi seorang tamu beserta purelnya untuk melakukan seks kilat di dalam toilet.

Dari keterangan Rina, kamar mandi pada rumah karaoke tersebut diberikan sekat ruang yang di dalamnya disediakan sebuah sofa. Sofa itulah yang biasanya digunakan para tamu untuk 'mengeksekusi' para purel. "Kalau mau ya di kamar mandi. Tapi kalau tidak mau ya bis booking out (BO)," pungkas Rina.

Para purel kelas atas ini rata-rata memiliki gaya hidup yang elegan. Mereka tidak menunjukan ciri khusus kepada lingkungan sekitar bahwa mereka termasuk dalam kategori wanita panggilan atau dalam bahasa gaulnya disebut wanita yang bisa dibayar (bisyar). Mereka menganggap aktivitas seksual di tempat kerja adalah profesionalisme yang harus dijalani sebagai seorang purel.

Fenomena geliat wanita pendamping bersenang-senang ini, kian marak. Hal ini ditandai dengan bermunculan beberapa rumah karaoke dewasa di kota Surabaya. Hal ini menambah daya tarik kota Surabaya akan dunia hiburan nikmat bagi para lelaki hidung belang.

0 komentar:

Posting Komentar